PENGANTAR PERUNDANGAN DALAM ISLAM

PENGANTAR PERUNDANGAN DALAM ISLAM

Wednesday, 24 February 2016

AUTORITI HADIS SERTA PERANANNYA

Al-quran diturunkan kepada Allah s.w.t. untuk membawa manusia ke jalan yang benar mencapai kebahagian di dunis dan akhirat.

Antar perasan hadis dalam Al-Quran ialah:

1.Hadis Menyokong Hukum Al-Quran.
Dalam Al-Quran terdapat ayat menyuruh umat islam mendirikan sembahyang lima waktu serta mengeluarkan zakat,

a.Firman Allah: وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ
(terjemahan) dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.
 (surah al baqarah ayat 83)

Ayat dan nas Al-quran yang disokong oleh Hadis sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w daripada Abdullah ibn Umar ibn Al-Khattab.


b.  إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ 
"Sesungguhnya orang-orang Mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu,”  
                                         (surah Al-Hujurat ayat 49)

2.Hadis Penjelasan Terhadap Al-Quran
Menjelaskan nas Al-Quran.Hal ini kerana Rasulullah s.a.w. sahaja yang lebuh mengetahui maksd sebenar ayat-ayat tertentu.
a.Terbahagi kepada tiga:

(a) Ayat yang diturunkan berkaitan suruhan atau kewajiban mendirikan sembahyang lima waktu.
Firman Allah: إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا          
“Sesungguhnya sembahyang itu adalah satu ketetapan yang diwajinkan atas orang-orang yang beriman,yang tertentu waktu.”
                                          (surah Al-Nisa ayat 103)

(b)Begitu juga berkaitan kewajiban mngeluarkan zakat,sebagaimana firman Allah: خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat.”
                                    (surah Al-tawbah ayat 103)
(c)Terdapat hadis bertindak mentafsir dan menjelaskan maksud sebenar ia disebabkan sukar difahami melalui akal manusia.
  


“Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan isteri-isterimu, mereka itu adalah pakaian bagi kamu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlab hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.
                                            (surah Al-Baqarah 187)

b.Hadis Rasulullah s.a.w mengkhususkan segala keumuman nas tersebut.Maksud sebenar yabg dikehendaki oleh nas Al-Quran.
 يُوصِيكُمُ اللَّهُ فِي أَوْلادِكُمْ لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الأنْثَيَيْنِ
“Allah mensyari'atkan kepadamu tentang (pembagian warisan untuk) anak-anakmu[3], yaitu bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan”

Ayat diatas menjelaskan secara umum anak yang berhak mewarisi harta pusaka merangkumi semua anak,sama ada anak pembunuh atau tidak,anak para Nabi atau sebaliknya.

(a)Hadis ada menjelaskan anak-anak Nabi tidak berhak mewarisi harta pusaka.

(b)Hadis juga menjelaskan bahawa pembunuh tidak layak mewarisi harta pusaka.

(c)Hadis membataskan yang mutlak.Ia membawwa maksud hadis bertindak sebagai muqayyad atau membataskan hukum dan nas Al-Quran yang berbentuk mutlak.Firman Allah: وَالسَّارِقُ وَالسَّارِقَةُ فَاقْطَعُواْ أَيْدِيَهُمَا
“Dan orang lelaki yang mencuri dan orang perempuan yang mencuri maka,(hukumnya)potonglah lengan mereka.”
                                          (Surah Al-Ma’idah ayat 38)

Ayat diatas tentang kadarbarang dicuri terdapat hadis membataskan kadarnya.

3.Hadis Sebagai Nasikh Hukum

Jumhur ulama menyatakan hadis harus menasakh hukum dalam Al-Quran ,kecuali Iman Syafie berpendapat sebaliknya.Firman Allah: كُتِبَ عَلَيْكُمْ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ إِنْ تَرَكَ خَيْرًا الْوَصِيَّةُ لِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ بِالْمَعْرُوفِ ۖ حَقًّا عَلَى الْمُتَّقِينَ
“Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma’ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.”
                                         (Surah Al-Baqarah ayat 180)

Ayat tersebut mewajinkan berwasiat kepada ibubapa,ahli waris dn kaum kerabat telah dibatalkan oleh hadis.

d.Membawa Hukum Baru
Contoh Hukum:Hak pewarisan untuk nenek,Hukuman rejam terhadap penzina muhsan,haram menghimpunkan isteri dengan emak saudara sekali,sama ada sebela bapa atau ibu.Tidak boleh menghimpunkan dua orang adik beradik sebagai isteri dalam satu masa.
Firman Allah: وَأَنْ تَجْمَعُوا بَيْنَ الْأُخْتَيْنِ
“Dan diharamkan kamu menghimpunkan dua beradik sekali,(untuk menjadi isteri-isteri kamu).”
                                                       (Surah Al-Nisa 23)

Hadis berperanan menambah hukum baru ada hubungan hadis yang bertindak menyatakan hukum-hukum sudut asasnya sahaja terdapat dalam Al-Quran.
Contoh:Hadis yang mebgharamkan memakan burung berkuku panjang,binatang buas juga keldai.Hadis daripada ibn Abbas.

Rasulullah melarang kita memakan daging binatang buas yang mempunyai taring dan burung yang berkuku panjang.
Firman Allah:



“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
                                                  (Surah Al-Mai’dah ayat 3)

Rasulullah diberi tugas untuk mentafsir,syariat,melaksanakan segala syariat serta membawa atau menambahkan pengajaran.
Firman Allah:

“Dan tiadalah Kami menurunkan Al-Quran kepadamu (wahai Muhammad) melainkan supaya engkau menerangkan kepada mereka akan apa yang mereka berselisihan padanya; dan supaya menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.”

                                                      (Surah Al-Nahi ayat 64)

1 comment: